Selasa, 17 Maret 2009

Kesehatan Reproduksi Perempuan Menopause

KESEHATAN REPRODUKSI PEREMPUAN
DI MASA MENOPAUSE

By. Erika, M.Kep,Sp.Mat

A. Latar Belakang

Kesehatan reprodukasi merupakan keadaan sejahtera fisik,mental dan sosial secara utuh yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang berkaitan dengan system reproduksi serta fungsi dan prosesnya (ICPD,1994 dalam Depkes RI,2001). Oleh karenanya setiap individu berhak memperoleh penjelasan yang lengkap tentang segala sesuatunya termasuk masalah reproduksi saat ia menghadapi masa menopause.
Ruang lingkup kesehatan reproduksi sebenarnya sangat luas karena mencakup kehidupan manusia sejak lahir hingga mati, termasuk di dalamnya masa menopause.
Masalah kesehatan reproduksi pada masa menopause biasanya dirasakan oleh perempuan ketika ia akan memasuki masa tersebut, dimana produksi hormon estrogen yang menurun menyebabkan banyak terjadi gangguan-gangguan reproduksi seperti haid yang tidak teratur (3-4 tahun menjelang menopause), blooding sampai gangguan vasomotor yang dapat mempengaruhi aktifitas kehidupan mereka. Pada umumnya perempuan tersebut akan mengalami ketidakstabilan emosi, seiring dengan kekhawatiran yang mungkin akan terjadi pada tubuhnya dengan berakhirnya masa haidnya. Kestabilan emosi akan diperolehnya kembali setelah mereka mendapatkan informasi yang baik tentang masa menopause.

Menurut hasil penelitian Erika (2004) terhadap 160 orang perempaun menopause di Pekanbaru, dikatakan bahwa tingkat pengetahuan mempengaruhi konsep diri perempuan dalam menghadapi menopause, artinya bahwa perempuan yang dibekali pengetahuan yang cukup tentang menopause akan memiliki konsep diri yang yang baik dibanding perempuan yang tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang menopause.

Hal inipun sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Mukminah,dkk (2003) yang mengatakan bahwa pengetahuan yang kurang tentang menopause akan menimbulkan sikap yang negatif dan prilakunya juga umumnya kurang baik.

B. Kegunaan
Kegunaan dari penyuluhan ini adalah untuk menambah pengetahuan ibu-ibu yang akan dan sedang mengalami menopause agar mereka lebih siap memasuki masa tersebut dan tidak menjadikan masa menopause menjadi masa yang menakutkan sehingga mengganggu aktifitas sehari-hari.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum : Meningkatkan pengetahuan ibu-ibu tentang kesehatan reproduksi perempuan pada masa menopause
2. Tujuan Khusus : Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, ibu dapat:
a. Menyebutkan pengertian dari masa menopause
b. Menyebutkan faktor yang mempengaruhi perempuan memasuki masa menopause
c. Menyebutkan perubahan-perubahan tubuh pada masa menopause
d. Menyebutkan gejala-gejala klinis perempuan yang memasuki masa menopause
e. Menyebutkan masalah kesehatan yang dapat terjadi pada masa menopause
f. Menjelaskan bagaimana mengatasi masa tersebut agar tidak menjadi masalah

D. Sasaran
Ibu-ibu yang akan memasuki dan telah memasuki menopause


STUDI KEPUSTAKAAN

A. Pengertian

Menurut Pakasi (1996) menopause adalah perdarahan terakhir dari uterus (rahim) yang masih dipengaruhi oleh hormon. Sedangkan menurut Depkes RI (2001) menopause adalah keadaan pada seorang perempaun yang mengalami penurunan fungsi indung telur yang berakibat menurunnya produksi hormon estrogen. Keadaan ini antara lain mengakibatkan terhentinya haid untuk selamanya. Usia perempaun yang memasuki masa menopause berkisar antara 45 – 55 tahun. Sedangkan menurut Rachman dalam Kasdu (2003) usia perempuan yang memasuki menopause terjadi pada umur 48-50 tahun.


B. Faktor yang mempengaruhi perempuan memasuki masa menopause
1. Usia hadi pertama kali
Semakin muda seseorang mengalami haid pertama kalinya , semakin tua atau lama ia memasuki masa menopause
2. Faktor psikis
- Berhubungan dengan kadar hormon estrogen, gejala yang menonjol adalah berkurangnya tenaga dan gairah, kurang konsentrasi, mudah tersinggung,susah tidur, rasa kekurangan, ketakutan, dll
- Status pernikahan. Perempuan menikah dan tidak bekerja katanya lebih lama memasuki masa menopause dibandingkan dengan perempuan bekerja dan tidak menikah (Kasdu, 2003)
3. Jumlah Anak
Makin sering seorang perempuan melahirkan maka semakin lama mereka memasuki masa menopause (Kasdu, 2003)
4. Usia melahirkan
Semakin tua seseorang melahirkan maka semakin tua pula ia memasuki masa menopause (Kasdu, 2003)
5. Pemakaian kontrasepsi
Khusus untuk wanita yang memakai alat kontrasepsi hormonal akan lebih lama memasuki masa menopause
6. Merokok
Perempuan merokok akan lebih cepat memasuki masa menopause
7. Sosial ekonomi

C. Perubahan tubuh pada masa menopause
1. Rahim (uterus) mengecil karena menciutnya selaput lendir rahim
2. Saluran indung telur (tuba falopii) lipatannya menjadi lebih pendek, menipis dan mengkerut
3. Indung telur (ovarium) makin berkurang (saat masa reproduksi jumlah bakal sel telur kira-kira 300.000)
4. Leher rahim (serviks) akan mengkerut
5. Vagina (liang senggama) dindingnya akan mengalami penipisan dan menyebabkan hilangnya lipatan-lipatan vagia (rugae), berkurangnya pembuluh darah dan penurunan elastisitas. Sekret vagina menjadi encer
6. Vulva (mulut kemaluan) jaringannya menjadi menipis karena berkurangnya/hilangnya jaringan lemak serta jaringan elastik. Menjadi mengkerut, sering timbul gatal-gatal sakit saat senggama. Rambut pubis berkurang
7. Payudara mendatar dan mengendor, puting susu mengecil, kurang erektil, pigmentasi berkurang.
8. Penimbunan lemak (adipositas)
Penyebaran lemak ditemukan di tungkai atas, pinggul, perut bagian bawah dan lengan atas. Ditemukan kenaikan berat badan yang mencolok (karena turunnya estrogen dan gangguan metabolisme lemak)
9. Hipertensi
Akibat gejolak panas terjadi suatu peningkatan tekanan darah baik systole (batas atas) maupun diastole (batas bawah). Peningkatan tekanan darah pada masa menopause terjadi secara bertahap kemudian menetap dan lebih tinggi dari tekanan darah sebelumnya
10. Hiperkolesterolemia (kolesterol darah tinggi)
Penurunan kadar estrogen menyebabkan peningkatan kolesterol dan penurunan lemak total yang nantinya menjadi penyebab utama timbulnya aterosklerosis (perkapuran pembuluh darah)
11. Oteopenia (penurunan kadar mineral tulang) sampai menyebabkan
osteoporosis (pengeroposan tulang)
Dengan turunnya kadar estrogen maka proses pematangan sel tulang (osteoblast) terhambat dan dua hormon yang berperan yaitu vitamin D dan PTH (parathyroid hormon) pun turun sehingga dimulailah proses berkurangnya kadar mineral tulang

D. Gejala-gejala klinis yang muncul pada perempuan yang memasuki masa menopause
1. Turunnya fungsi indung telur mengakibatkan hormon estrogen dan progesterone sangat berkurang di dalam tubuh perempuan. Kekurangan hormon estrogen ini menyebabkan keluhan-keluhan yang disebut Sindroma defisiensi estrogen yaitu:
- Gejala panas, vertigo, keringat banyak rasa kedinginan, berdebar-debar, migren, nyeri otot, nyeri pinggang, mudah tersinggung, merasa tertekan, lelah psikis, susah tidur, merasa ketakutan, konflik keluarga, gangguan di tempat kerja, sakit bersenggama, gangguan haid, keputihan, gatal pada vagina, susah kencing, lobido menurun, keropos tulang, gangguan sirkulasi, kenaikan kolestreol, adipositas.
- Gejala-gejala tersebut muncul diawali dengan keluhan gangguan haid yang mulai jarang atau jumlah darah haid yang banyak dan ini dihubungkan dengan kegagalan ovulasi serta penurunan kadar estrogen

D. Masalah Kesehatan akibat menopause
1. Rasa panas di dada yang menjalar ke arah wajah (hot flush). Gejala ini sering timbul pada malam hari sehingga menyebabkan terbangun dari tidur. Gejala ini terjadi bisa dalam waktu 15 menit sampai 1 jam. Pada saat terjadi gejolak panas, kulit menjadi kemerahan di daerah dada, leher dan wajah dan terasa sedikit hangat saat diraba. Gejala akan berkurang bila udara dingin. Rasa panas ini akan menghilang setelah 4-5 tahun pasca menopause
2. Gangguan psikologis yaitu mudah tersinggung, mudah marah, kurang percaya diri, sukar konsentrasi, perubahan prilaku, menurunnya daya ingat, kehilangan gairah seksual,dll
3. Kelainan kulit, rambut, gigi dan keluhan pada sendi dan tulang.
4. Gangguan mata (mata terasa kering dan kadang terasa gatal karena produksi air mata berkurang)
5. Gangguan saluran kemih dan alat kelamin ( sering keputihan, sukar menahan kencing, kering, gatal mudah infeksi saluran kemih)
6. Osteoporosis (kerapuhan tulang akibat kurang vitamin D dan kalsium serta kurang berolahraga)

E. Upaya mengatasi masalah pada masa menopause
1. Pemeriksaan alat kelamin wanita bagian luar, liang rahim, dan leher rahim untuk melihat kelainan yang mungkin ada seperti lecet, keputihan, benjolan atau tanda radang
2. Pap Smear yang dilakukan setahun sekali untuk melihat adanya tanda radang dan deteksi awal bagi kemungkinan adanya kanker pada saluran reproduksi.
3. Periksa payudara sendiri (SADARI) untuk melihat pembesaran atau tumor payudara akibat penurunan kadar estrogen/karena adanya hormon pengganti
4. Penggunaan bahan makanan yang mengandung unsure fito-estrogen yang cukup seperti kedelai dan pepaya
5. Penggunaan bahan makanan sumber kalsium seperti susu, keju, ikan teri, dll
6. Menghindari makanan yang mengandung banyak lemak, kopi dan alkohol


Daftar Pustaka

Bobak, I.M., Lowdermilk, D.L. & Jensen, M.D. (1995). Maternity nursing. St. Louis:
Mosby Year Book Inc.

Depkes (2001). Kesehatan reproduksi. Jakarta: Depkes
Erika. (2004) Faktor-faktor yang berhubungan dengan konsep diri perempuan pada masa klimakterium di kelurahan Harjosari Pekanbaru. Jakarta: Thesis

Kasdu, D. (2003). Kiat sehat dan bahagia di usia menopause. Jakrta: Puspa Swara

Mukminah, A., Sungkono, dkk. (2003). Pengetahuan, sikap dan perilaku perempuan pascamenopause di kota Malang terhadap menopause (studi kualitatif). Majalah Obstetri dan Ginekologi.27 (1),73

Neeson, J.D & May, K.A. (1990). Comprehensive maternity nursing. Nursing process
and the childbearing family. St Louis: Mosby year Book Inc.

Pakasi. (1996). Menopause: masalah dan penanggulangannya. Jakarta: FK-UI